tag:blogger.com,1999:blog-27990543941791812402024-03-13T10:08:15.909-07:00Seputar KeuanganKumpulan Artikel Tentang KeuanganUnknownnoreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-43880574354747487272015-07-12T21:15:00.000-07:002015-10-21T19:38:41.769-07:00Mengatasi Masalah KeuanganUntuk menghindari terjadinya ‘musibah’ keuangan, kita harus mendeteksi masalah-masalah keuangan yang biasanya terjadi. Masalah keuangan biasanya berkaitan dengan tiga hal:<br />
<br />
1. Yang terkait dengan masa lalu, yaitu banyaknya hutang konsumtif<br />
2. Yang terkait dengan masa sekarang, yaitu buruknya aliran keluar masuknya uang (cashflow)<br />
3. Yang terkait dengan masa depan yaitu, tidak adanya investasi.<br />
<br />
Bagaimana mengatasi ketiga masalah keuangan diatas?<br />
<span class="fullpost"><br /><br />Masing-masing individu pasti memiliki masalah keuangan yang berbeda-beda, karena cara mengatasinya pun akan berbeda. Tapi kiat berikut mungkin akan membantu masalah keuangan Anda:<br /><br />1. Kendalikan gaya hidup<br /><br />Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. ‘Kebutuhan’ adalah barang atau sesuatu yang sangat kita perlukan. Bila kita tidak bisa mendapatkan barang tersebut kehidupan kita akan terancam dan kita menjadi susah, contohnya adalah makanan pokok. Sedangkan ‘keinginan’ adalah barang atau jasa yang dibeli hanya untuk untuk kesenangan, biasanya didorong oleh hawa nafsu yang berlebihan, padahal mungkin barang tersebut tidak kita butuhkan.<br /><br />Silakan Anda membeli barang-barang kebutuhan Anda, tapi Anda tidak harus selalu membeli barang yang Anda inginkan. Setiap ada keinginan untuk membeli barang yang tidak kita ‘butuhkan’ maka tundalah sampai tiga hari, biasanya keinginan itu akan berkurang.<br /><br />2. Membuat Anggaran<br /><br />Untuk menjadi sejahtera, kita harus mengingat prinsip dasar “menghabiskan lebih sedikit dari yang kita dapatkan” atau “hidup dibawah kemampuan”. Oleh karena itu buatlah anggaran belanja dengan memperhatikan pendapatan/gaji kita kemudian atur pengeluran agar selalu dibawah pendapatan/gaji. Awalnya memang sulit, tapi beberapa bulan kemudian Anda akan terbiasa.<br /><br />Skala prioritas pengeluaran yang disarankan adalah: Pertama, sisihkan untuk membayar cicilan hutang (maksimal 30 %) karena membayar hutang hukumnya wajib, dan jika kita melalaikan nya berakibat pada turunnya kepercayaan orang kepada anda. Kedua, untuk zakat, infak dan sedekah sebesar 10%. Ketiga, sisihkan minimal 10%-30% untuk tabungan, keempat, baru untuk keperluan sehari-hari seperti makan minum, dll.<br /><br />3. Mulailah berinvestasi<br /><br />Disiplinkan diri untuk menabung minimal 10% dari pendapatan. Sisihkan itu diawal, jangan menunggu anggaran sisa. Agar uang semakin berkembang, maka setelah tabungan terkumpul gunakanlah untuk modal usaha atau bila belum berani memulai usaha, bisa juga dinvestasikan pada produk investasi Seperti, deposito, darareksa syariah, saham, emas batangan, dll.<br /><br />4. Milikilah Proteksi<br /><br />Tidak selamanya hidup kita berjalan mulus, adakalanya kita dan keluarga menderita sakit dan harus mengeluarkan biaya rumah sakit yang besar. Musibah kecelakaan juga bisa saja terjadi sampai merenggut nyawa, meski itu tidak kita inginkan. Nah, semua biaya yang keluar akibat musibah di atas juga harus kita persiapkan dengan cara menyiapkan dana cadangan atau tabungan kita. Namun jika jumlah itu terlalu besar, kita bisa mengalihkannya ke perusahaan asuransi . Karena itu, ikutilah program asuransi untuk memberikan proteksi atau perlindungan bagi diri dan keluarga kita. (FH)</span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-85692832063440038202009-01-04T15:59:00.000-08:002015-10-17T00:14:46.515-07:00Berpikiran Terbuka dan Membuka PikiranKegagalan seringkali berawal dari tidak membuka pikiran terhadap hal-hal spektakuler, tidak bergairah untuk memiliki impian. Bagi orang berbakat kaya, impian dan cita-cita adalah penyemangat hidup. Mereka sangat yakin tidak ada sesuatu pun yang tidak mungkin terjadi, karena itu mereka sangat yakin bahwa suatu saat mimpinya akan terwujud.<br />
<span class="fullpost"><br />Mereka berpikiran terbuka dan membuka pikirannya untuk menyerap gagasan terbaik, kemudian mengimplementasikannya dalam rencana dan aksi yang sempurna. Mereka meyakini bahwa tidak ada yang tidak mungkin.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-517775329272799742008-08-12T22:05:00.000-07:002008-08-12T23:33:51.708-07:00Tidak Pernah Mengeluh Merasa Kekurangan<p style="MARGIN-BOTTOM: 0cm; FONT-STYLE: normal"><font face="Arial">Orang awam dan kelas menengah sering mengeluh kekurangan uang. Akhirnya mereka betul betul kekurangan uang. Orang kaya memahami bahwa yang terpenting dalam hidup bukanlah uang, melainkan skill atau keahlian untuk menciptakan uang. <br /></font></p><br /><p style="MARGIN-BOTTOM: 0cm; FONT-STYLE: normal"><font face="Arial">Uang bisa dengan mudah dicuri atau dirampok orang, tapi <i>mindset</i> dan <i>skill</i> tidak ada yang bisa merampasnya. Orang kaya tidak pernah mengeluh merasa miskin dan kekurangan. Sebab selama ia masih memilki <i>mindset</i> dan <i>skill</i>, uang bisa diperoleh dengan sangat mudah. </font></p><br /><p style="MARGIN-BOTTOM: 0cm; FONT-STYLE: normal"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-28401037049208696312008-08-01T07:00:00.000-07:002008-08-11T07:30:50.957-07:00Kunci SaktiSaya ingin Anda membayangkan sebuah <a href="http://www.motivasi-islami.com/go/?ref=hujayyin">kunci</a>. Kunci itu sangat<br />kuat dan sulit dibuka. Kunci itu mengurung Anda ditempat<br />yang tidak Anda inginkan, Tapi, tampaknya And tahu bahwa<br />kunci tersebut akan terbuka. Dan jika kunci itu terbuka,<br />Anda akan merasakan kebebasan. Kebebasan yang selama ini<br />hanya bisa Anda baca.<br /><span class="fullpost"><br />Anda bermimpi ditempat yang Anda inginkan, menikmati<br />semuanya seperti yang sudah digariskan untuk Anda nikmati,<br />memperoleh penghasilan yang Anda yakin bisa Anda dapatkan,<br />menikmati gaya hidup yang ditakdirkan untuk Anda jalani,<br />dan berkontribusi dengan cara yang Anda tahu seharusnya<br />Anda lakukan.<br /><br />Kunci ini sangat kuat. Sebelum dibuka, kunci ini mengurung<br />orang dalam tahanan batin--sebuah tempat gelap yang tidak<br />menghargai siapa pun, sebuah sel yang membelenggu, ruang<br />pembatas yang membunuh impian serta menekan orang pintar,<br />penyayang, dan berambisi. Kunci ini memang salah satu kunci<br />terkuat. Bisakah Anda melihatnya? Saya rasa Anda bisa!<br /><br />Kunci ini ada dalam pikiran manusia.<br />Kunci ini adalah paradigma atau pola pikir.<br /><br /><a href="http://www.motivasi-islami.com/go/?ref=hujayyin">eBook Beautiful Mind</a> adalah rahasia yang Anda butuhkan<br />untuk membuka kunci yang ada dalam pikiran Anda. Bukalah<br />kunci tersebut dan jalani hidup dalam kebebasan dan<br />keindahan.<br /><br />Untuk mendapatkan paket e-book motivasi islami <a href="http://www.motivasi-islami.com/go/?ref=hujayyin">silakan Klik disini!</a><br /><br /><a href="http://www.motivasi-islami.com/go/index.php?ref=hujayyin"><img src="http://www.motivasi-islami.com/go/images/banner468-animasi.gif" border="0" height="60" width="400" /></a></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-815746785493485332008-07-30T23:40:00.000-07:002008-08-11T07:36:54.996-07:00Memandang Uang Sebagai Makhluk HidupKebanyakan orang hanya sibuk mencari uang, lalu setelah uang didapat, langsung habis tanpa bekas. Orang kaya tidak menjadi budak uang, melainkan uang berada dalam kendalinya.<br /><br />Mereka berhasil melipatgandakan uang karena memahami karakter uang seperti halnya makhluk hidup. Mereka memelihara uang, menebar benih, menanam di lahan yang tepat, menjaganya dari gangguan hama, dan pada saat yang tepat memanen hasilnya.<br /><span class="fullpost"><br />Orang kaya tidak memandang uang adalah segalanya, sebab uang bukan Tuhan yang disembah. Mereka sangat menyadari, uang adalah pedang bermata dua; sebagai alat untuk meraih tujuan, tapi setiap saat juga dapat membunuh siempunya. Uang ada ditangannya, bukan dihatinya.</span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-16236345955081829292008-07-28T21:56:00.000-07:002008-08-11T07:38:15.219-07:00Mengapa Sulit Menabung?Lima tahun lalu, saya termasuk orang yang sulit sekali menyisihkan uang untuk menabung. Alasannya klasik, gaji masih sedikit dan pengeluaran terlalu banyak. Saya berpikir jika bulan depan gaji saya naik saya pasti akan menabung. Ketika bulan depan gaji saya benar-benar naik, ternyata saya tidak juga menabung. Dan saya membuat alasan lagi, bulan ini masih banyak pengeluaran yang harus saya tutupi dan insyaallah bulan depan saya akan menabung. Dan anehnya ketika musim gajian tiba dibulan depannya, saya tak kuasa menahan aliran uang keluar yang begitu deras hingga tak tersisa lagi uang untuk ditabung. Begitulah dari bulan kebulan saya tak jua mampu menyisihkan uang untuk ditabung.<br /><span class="fullpost"><br />Hingga suatu saat saya mendapat pencerahan ketika tak sengaja melihat buku tabungan seorang teman yang membuat saya kaget. Betapa tidak, teman tersebut hanya memilki gaji di bawah 1 juta rupiah dan baru bekerja selama dua tahun, tapi tabungannya sudah mencapai 10 juta rupiah. Saya lalu bertanya, mengapa ia menabung sampai sebanyak itu padahal gajinya tidak seberapa? Sambil tersenyum ia menjawab, bahwa ia punya rencana untuk membeli rumah dan juga persiapan biaya pendidikan untuk anaknya. Deg! saya seketika baru tersadar bahwa untuk membangun disiplin dalam menabung kita harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah, seperti teman saya itu. <br /><br />Mulai saat itu saya bertekad mengikuti langkahnya dan mulai menentukan tujuan dan menyusun rencana keuangan saya. Akhirnya sejak saat itu hingga sekarang, saya mampu menyisihkan 30% dari gaji bulanan saya untuk ditabung. Dan itu tidak bisa diganggu gugat kecuali untuk keperluan yang telah direncanakan.<br /><br />Temukan Alasan Untuk Menabung<br /><br />Saya mendapati banyak orang sulit untuk menabung karena tidak memiliki motivasi yang kuat. Motivasi itu muncul ketika tujuan keuangan kita jelas. Kalau kita mau membuka mata, banyak dana yang harus kita persiapkan di masa depan, seperti dana pendidikan anak yang semakin mahal, rumah tempat tinggal, dana pensiun, anggaran kesehatan dan rumah sakit, dan lain-lain.<br /><br />Saya akui saat awal-awal belajar menabung banyak sekali godaan yang melemahkan semangat kita untuk menabung. Untuk menguatkan motivasi itu, coba pandangi foto anak istri kita. Pandangi lagi foto mereka dan renungkan bagaimana nasib mereka di masa depan, bagaimana sekolah anak-anak kita nanti jika kita tidak mulai menabung dari sekarang. Mereka akan tumbuh semakin besar dan tiba-tiba membutuhkan biaya pendidikan yang besar pula, sementara kita tidak mampu membiayainya.<br /><br />Karena itu mulailah menabung sejak sekarang! Tidak begitu penting seberapa besar atau kecil gaji Anda, yang terpenting adalah berapa yang bisa Anda sisihkan untuk tabungan masa depan Anda dan keluarga Anda. Setidaknya sisihkan 10% sampai 30% dari gaji Anda untuk persiapan masa depan. Mulailah dari sekarang meski sedikit. Ingat pepatah lama, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-79012235926363192452008-07-23T23:12:00.000-07:002008-08-11T07:37:33.318-07:00Bekerja Untuk Belajar, Bukan Karena UangBanyak orang kaya yang mengawali karirnya dengan bekerja kepada orang lain. Namun, mereka bekerja untuk mempelajari sesuatu. Biasanya, mereka mempelajari sistem bisnis, bagaimana membangun jaringan relasi, bagaimana bisnis prosesnya, dll.<br /><span class="fullpost"><br />Ketika bekerja pada orang lain, uang bukan tujuan utama mereka, tapi bekerja dijadikan batu lompatan untuk memulai bisnis mandirinya. Menjadi karyawan bukanlah cita-cita akhir mereka.<br /><br />Tetapi kebanyakan orang awam dan miskin menjadikan gaji sebagai prioritas dalam pekerjaannya. Pekerjaan rutin mereka adalah menunggu tanggal gajian - sampai tua. Mereka tidak peduli dengan kesempatan mendapatkan ilmu, meski banyak hal yang bisa dipelajari dari perusahaan tempat mereka bekerja.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-1661769462267786262008-07-22T23:09:00.000-07:002008-08-11T07:38:55.865-07:00Perkembangan Asuransi Syariah 2008Perkembangan asuransi syariah ibarat si gadis manis, diburu banyak orang dan menenangkan. Kini, nyaris semua perusahaan asuransi membentuk unit syariah. Bahkan asuransi asing juga ikut membuka unit syariah. Mereka tentu ingin mencicipi kue syariah di Indonesia.<span class="fullpost"><br /><br />Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal menyatakan hingga Januari 2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang reasuransi syariah. “Ini pertumbuhan premi industri bisa menembus Rp 1 trilun tahun ini. Rencana masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi syariah diharapkan mendukung pencapaian target itu.<br /><br />Ia mengatakan perolehan premi industri asuransi syariah tanah air diperkirakan kembali mengulang prestasi tahun lalu dengan tumbuh sebesar 60%-70%. pada 2006, industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan premi sebesar 73% dengan nilai total Rp 475 miliar. "Hingga akhir 2007, saya rasa kami bisa mencapai Rp 700 miliar. Kalau tahun depan tumbuh 50% saja, sampai melebihi Rp 1 triliun," ucap Muhaimin.<br /><br />Kendati asuransi syariah mengalami pertumbuhan yang pesat, jelas Muhaimin, kontribusi terhadap total industri baru mencapai 1,11% per 2006 dan diperkirakan meningkat ke posisi 1.33% tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari jumlah pelaku industri asuransi syariah yang masih terbatas dan baru menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir.<br /><br />Ia menuturkan, pada 2003, hanya ada 11 pemain dalam industri syariah. Jumlah itu meningkat menjadi 30 pemain pada 2006. Per juli 2007, terdapat 38 pemain asuransi syariah dengan rincian 2 perusahaan asuransi syariah, 1 asuransi umum, 12 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah, dan 3 asuransi syariah.<br /><br />Sistem Transparan.<br />Sementara itu, Direktur Utama Insight Invesment Management ggi H Achsien menyatakan perkembangan pesat asuransi asuransi syariah di Indonesia memang masuk akal.” Disamping pangsa pasar yang besar, sistemnya juga transparandan membuat nyaman pemegang polis” jelas Iggi.<br /><br />Menurutnya sistem asuransi syariah menjanjikan sistem yang lebih adir, transparan dan terhindar dari unsur perjudian.” Oleh karena itu orang merasa lebih aman dengan asuransi syariah,” cetusnya.<br /><br />Calon Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari salah satu perusahaan asurasi syariah itu meminta para pelaku asurasi syariah agar terus meningkatkan profesionalisme dalam mengembangkan pasar. “ Ini penting agar ada pergesran orientasi parsar dari pasar emosional menuju pasar rasional.,” jelasnya.<br /><br />Perkembangan asuransi syariah juga mencengangkan. PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) misalnya. Disamping terus melakukan berbabagai inovasi produk, perusahaan asuransi syariah terbesar di Indonesia itu terus menggalang aliansi strategis dengan perusahaan sejenis.<br />ATK juga telah meluncurkan produk unit link Takafulink Alia yang merupakan produk proteksi dan investasi berbasi saham. ATK menargerkan pendapatan Rp 20 miliar – Rp 30 miliar di akhir 2007.<br /><br />“Walaupun baru berjalan sebulan, pendaptan Takafulink Alia telah mencapai Rp 5 miliar. Oleh karena itu, target di atas dapat tercapai,” ungkap Presiden direktur PT Asuransi Takaful Keluarga disela-sela grand launching Produk Takafulink Alia di Jakarta.<br /><br />Karena investasi Alia berupa saham. Agus menilai produk tersebut potensial bagi meresa yang agresif dalam berinvestasi. Divisi Syariah Asuransi Allianz Liafe Indenesia (AALI) juga tidak ketinggalan . Allianz Syariah Life membukukan gross written premium (GWP) sebesar Rp 31 miliar dan mjumlah polis sebanyak 3.702. unit hingga Agustus 2007. Direktur Syarila AALI Kiswati Soerkoyo mengatakanper Agustus 2007, GWP telah mencapai Rp 31,012 miliar dan jumlah polis meningkat menjadi 3.702 unit.<br /><br />Hasil yang hampir sama juga dibukukan Divisi Syariah PT Asuransi Jiwa (AJ) Central Asia Raya (CAR) yang mulai dibentuk Mei 2007. Di Tahum pertama operasionalnya (2007) mereka berhasil melai premi sebesar Rr20 miliar. Tahun ini, menurut Direktur pemasaran PT AJ CAR Hero Samudra, Target perolehan premi naik 150% menjadi Rp50 miliar.<br /><br />Sementara itu, Divisi Syariah AJB Bumi putera menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 137% menjadi Rp237% miliar pada 2008. Untuk mencapai itu, divisi yang baru berusia tiga tahun itu akan menfokuskan pada ekspansi organik perusahaan.(Media Indonesia, Selasa, 29 Januari 2008)</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-34649866158392925502008-07-22T22:54:00.000-07:002008-08-01T06:37:10.197-07:00Tidak KonsumtifOrang awam dan miskin mudah tergoda untuk berbelanja barang yang dia inginkan walaupun dengan cara berhutang. Sementara orang berbakat kaya berpikir seribu kali untuk membeli sesuatu, kecuali barang itu memang sangat “urgent” dan itupun disesuaikan dengan kadar kemampuannya.<br /><br />Orang berbakat kaya mampu membedakan dengan jelas mana yang termasuk “kebutuhan” dan mana yang hanya sekedar “keinginan”. Kebutuhan adalah sesuatu yang memang kita butuhkan dan jika tidak kita penuhi akan berakibat kehidupan kita menjadi susah. Sementara keinginan adalah segala sesuatu yang kita ingin miliki walaupun sesuatu itu tidak kita butuhkan dan seringkali hanya didorong oleh hawa nafsu yang tidak terkendali.<br /><br />Orang berbakat kaya berusaha untuk mengalihkan “keinginannya” kepada hal-hal yang produktif sehingga ada nilai tambah bagi dirinya dan bagi orang lain.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-41740010842229885042008-07-19T23:36:00.000-07:002008-08-11T07:47:58.492-07:00Ragam Investasi SyariahMenggunakan produk keuangan, di jaman seperti ini rasanya sudah tidak mungkin dihindari. Perbankan, selain digunakan untuk mempermudah transaksi juga dapat digunakan sebagai sarana investasi. Asuransi juga sekarang memiliki peran sebagai alat investasi berbarengan dengan fungsi utamanya untuk memberikan proteksi. <br /><br />Tidak puas dengan hanya investasi di perbankan dan asuransi, masyarakat juga mulai banyak melirik reksa dana sebagai alternatif yang memberikan hasil lebih baik. Pendeknya, produk keuangan sekarang bukan lagi suatu hal yang baru. Malah sudah menjadi suatu kebutuhan untuk hampir semua orang. <br /><br />Lalu bagaimana dengan banyaknya produk keuangan yang ternyata rawan sekali mengandung unsur-unsur yang tidak halal? <br /><span class="fullpost"><br />Perbankan misalnya, tentunya sangat kental sekali dengan unsur bunga yang bisa dikategorikan sebagai riba. Belum lagi dengan asuransi. Sudah banyak dipahami bahwa asuransi sering diasosiasikan dengan judi atau maysir dan gharar atau ketidakjelasan. Dan kalau ditelisik lebih jauh lagi, ternyata asuransi juga tidak terlepas dari praktek riba karena memiliki unsur investasi yang berbunga. Begitu juga dengan reksa dana, walaupun secara sederhana reksa dana dapat dianalogikan seperti kegiatan bagi hasil diantara para investor dengan manajer investasinya, tapi alokasi investasinya rupanya juga tidak terhindar dari unsur riba. Lalu bagaimana masyarakat muslim akan memanfaatkan produk keuangan untuk kebaikan mereka kalau ternyata banyak sekali ditemukan unsur yang tidak halal dalam berbagai produk keuangan tersebut? <br /><br />Perbankan Syariah<br /><br />Sebenarnya umat muslim tidak perlu khawatir, karena jauh sebelum MUI secara resmi memfatwakan bahwa bunga bank itu haram, sudah ada alternatif untuk ummat Islam. Sejak 12 tahun yang lalu, bank syariah pertama di Indonesia sudah beroperasi tanpa menggunakan bunga. Dan kini sudah ada 3 bank umum syariah dan lebih dari 10 bank konvensional yang buka cabang khusus syariah. Lalu apa bedanya antara bank syariah dan bank konvensional yang selama ini sudah dikenal? Yang paling jelas, adalah tidak adanya bunga pada bank syariah. Nasabah yang menabung di bank syariah tidak akan diberikan keuntungan bunga melainkan berupa bagi hasil. <br /><br />Bagi hasil tentu saja berbeda dengan bunga. Pada sistem bunga, nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti berupa prosentase tertentu dari saldo yang disimpannya di bank tersebut. Berapapun keuntungan usaha pihak bank, nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti. Sedangkan pada sistem bagi hasil, tidak seperti itu. Bagi hasil dihitung dari hasil usaha pihak bank dalam mengelola uang nasabah. Bank dan nasabah membuat perjanjian bagi hasil berupa prosentase tertentu untuk nasabah dan untuk bank, perbandingan ini disebut nisbah. Misalnya, 60% keuntungan untuk nasabah dan 40% keuntungan untuk bank. <br /><br />Dengan sistem ini, nasabah dan bank memang tidak bisa mengetahui berapa hasil yang pastinya akan mereka terima. Karena bagi hasil baru akan dibagikan kalau hasil usahanya sudah bisa ditentukan pada akhir periode. Tapi dengan sistem bagi hasil, nasabah dan bank akan membagi keuntungan secara lebih adil daripada sistem bunga. Karena kedua belah pihak selalu membagi adil sesuai nisbah berapapun hasilnya. <br /><br />Lalu bagaimana dengan asuransi? Masyarakat muslim sekarang sangat memerlukan asuransi untuk melindungi harta dan keluarga mereka dari akibat musibah. Sebuah keluarga yang hanya mengandalkan pemasukan dari kepala keluarga saja tentunya akan sangat terganggu sekali kondisi keuangannya kalau suatu musibah terjadi padanya. Anak dan istri yang ditinggalkan belum tentu dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya sementara lembaga amil zakat belum bisa secara optimal dan menyeluruh berperan sebagai solusi. <<br /><br />Bukan cuma resiko musibah terhadap jiwa, asuransi juga sangat dibutuhkan oleh sektor usaha. Usaha yang sudah maju dan menguntungkan mungkin bisa bangkrut dalam seketika ketika kebakaran melanda tempat usahanya. <br /><br />Keluarga yang terlantar ditinggal pemberi nafkah, dan usaha yang bangkrut karena kebakaran sebenarnya tak perlu terjadi kalau saja ada perlindungan dari asuransi. Asuransi memang tidak bisa mencegah musibah, tapi setidaknya bisa menanggulangi akibat keuangan yang terjadi. <br /><br />Lalu bagaimana umat Islam bisa menggunakan asuransi kalau ternyata produk asuransi mengandung banyak unsur ketidakhalalan? <br /><br />Walau belum terlalu banyak dikenal seperti halnya bank syariah, jumlah perusahaan asuransi syariah tidak kalah banyak dengan bank syariah. Saat ini saja sudah ada 2 perusahaan asuransi murni syariah dan sekitar 10 perusahaan asuransi konvensional yang punya cabang khusus syariah. <br /><br />Perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional mungkin tidak terlalu kentara, karena secara teknis prosedur hampir mirip dengan asuransi konvesnional. Tapi ada satu hal mendasar yang membedakannya yaitu perjanjian transaksinya. <br /><br />Pada asuransi konvensional, nasabah membeli perlindungan atau jaminan dari perusahaan asuransi. Sedangkan pada asuransi syariah, perjanjiannya adalah para nasabah mengikat diri dalam suatu komunitas dan saling menanggung jika terjadi musibah. <br /><br />Tentu saja perjanjian yang berbeda ini akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda pula. Diantaranya adalah masalah kepemilikan uang premi. Pada asuransi konvensional, karena transaksinya adalah jual beli maka premi yang sudah dibayarkan sepenuhnya menjadi milik perusahaan asuransi. <br /><br />Sedangkan pada asuransi syariah, premi yang dibayar nasabah tetap menjadi milik nasabah yang diamanahkan kepada perusahaan asuransi syariah untuk dikelola dan dikembangkan dananya. <br /><br />Permasalahan asuransi tidak berhenti hanya pada transaksinya, melainkan juga pada investasinya. Karena sebagian besar asuransi yang dibeli masyarakat justru yang asuransi yang mengandung investasi (asuransi dwiguna). Selama ini, asuransi konvensional menginvetasikan dana yang didapatnya tanpa mempertimbangkan lagi faktor halal-haram. Tentunya ini menjadikan uang hasil investasi yang diterima nasabah juga menjadi tidak terjaga kehalalannya. <br /><br />Ini juga yang menjadi salah satu perbedaan lagi dari asuransi syariah. Investasi pada asuransi syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang memastikan bahwa semua mekanisme asuransi dan alokasi investasinya tidak bertentangan dengan hukum syariah. <br /><br />Reksa Dana Syariah<br /><br />Dan berbicara masalah investasi, ada satu lagi produk investasi yang sudah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan syariah yaitu reksa dana. Produk investasi ini bisa menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan produk perbankan yang pada saat ini dirasakan memberikan hasil yang relatif kecil. <br /><br />Mekanisme investasi reksa dana sebenarnya mirip dengan investasi bagi hasil. Para investor dan manajer investasi patungan untuk melakukan investasi kedalam berbagai produk investasi yang memerlukan modal yang besar. Sedangkan keputusan untuk melakukan investasinya dipegang sepenuhnya oleh manajer investasi yang lebih ahli dan berpengalaman. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki.<br /><br />Mekanisme bagi hasilnya memang sesuai dengan aturan syariah, namun yang jadi masalah adalah langkah investasi yang dilakukan manajer investasi dilakukan dengan bebas tanpa batasan aturan syariah. Untuk itulah diciptakan produk reksa dana syariah dimana keputusan investasi yang dilakukan oleh manajer investasi dilakukan dalam batasan-batasan rambu syariah. Dengan cara ini, hasil investasi yang dibagikan kepada para investor menjadi bersih dari riba dan unsur yang tidak halal lainnya. Walaupun produk reksa dana syariah masih terbatas jumlahnya, namun bisa menjadi alternatif yang baik bagi umat muslim yang ingin mendapatkan hasil investasi yang halal. <br /><br />Penulis: Ahmad Gozali. Dikutip dari Majalah ALIA<o:p></o:p></span></p> <em style="font-family: trebuchet ms;"></em><a style="font-family: trebuchet ms;" class="comment-link" href="comment.g?blogID=32752605&postID=116939256339852649" href="http://www.blogger.com/comment.g?blogID=32752605&postID=116939256339852649;"> </a></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-72853896350000274212008-07-17T23:35:00.000-07:002008-08-01T06:37:38.337-07:00Mampu Membedakan Aset dan LaibilitiesBanyak orang mengira dengan memiliki rumah, villa, apartement, mobil, helikopter berarti telah memilki aset yang banyak. Pandangan tersebut tidaklah baku, bahkan bisa salah kaprah.. Aset adalah sesuatu yang memberi tambahan arus kas atau disebut kas masuk (cash inflow). Sedangkan liabilities adalah sesuatu yang menambah beban pengeluaran kas atau disebut kas keluar (cash outflow). Aturan bakunya adalah: Apakah aset/harta yang kita miliki menghasilkan uang masuk atau menambah uang keluar?<br /><br />Katakanlah Anda memiliki harta berupa rumah atau mobil tapi tidak mendapat pemasukan kas dari kedua harta tersebut, bahkan harus mengeluarkan sejumlah uang untuk biaya perawatannya, berarti rumah dan mobil tersebut bukan aset, melainkan liabilities. Orang berbakat kaya tidak mengoleksi harta kekayaan yang akan menjadi liabilities. Mobil baru yang dibeli dengan cara kredit akan menimbulkan liabilities berupa cicilan utang, biaya perawatan, bahan bakar, servis, dan lain-lain. Agar menjadi aset, maka mobil itu harus disewakan sampai menghasilkan uang masuk lebih banyak dari pada biaya yang keluar. Jika tidak, ia akan tetap menjadi liabilities.<br /><br />Orang berbakat kaya jika ingin membeli atau memiliki sesuatu, ia akan melihat kembali apakah sesuatu yang dibeli tersebut akan menambah pemasukan atau menambah pengeluaran. Kalau menambah pemasukan berarti itu aset. Tapi jika menambah pengeluaran, itu disebut liabilities. Sederhana bukan?Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-45745910515461793082008-07-16T22:13:00.000-07:002008-08-01T06:38:13.141-07:00Memiliki Pola Pikir Orang KayaPerbedaan yang cukup mencolok antara orang kaya, orang awam dan orang miskin adalah pada cara berpikirnya. Orang berbakat kaya selalu belajar berpikir dan bertindak seperti layaknya orang kaya. Ketika orang miskin dan awam bekerja keras untuk memperjuangkan kenaikan gaji, calon-calon orang kaya justru bekerja keras membangun mindset (cara berpikir) sebagai orang kaya, pemilik aset dan investor yang memiliki pasive income.<br /><br />Ketika sama-sama memiliki uang Rp. 100.000,- misalnya, orang awam dan miskin selalu berpikir apa yang bisa dibeli dan dikonsumsi, sedangkan orang berbakat kaya berpikir bagaimana uang tersebut bisa dilipatgandakan dengan cara diinvestasikan atau dibelikan sesuatu untuk dijual kembali agar memperoleh keuntungan.Orang awam dan miskin selalu berpikir tentang bagaimana memenuhi kebutuhan sendiri, sedangkan orang berbakat kaya lebih sering memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Pikirannya berfokus bagaimana sumberdaya yang ada bisa didayagunakan untuk menghasilkan lebih banyak uang – tentu – dengan jalan yang halal.<br /><br />Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, ketika hijrah ke Madinah tidak memiliki apa-apa selain pakaian yang melekat di tubuhnya. Ketika ditawari wanita untuk dinikahi dan kebun kurma oleh seorang Anshor, ia menolak dengan halus seraya minta ditunjukkan di mana letak pasar. Kemudian ia mulai berbisnis di pasar dan dalam beberapa hari saja ia sudah memiliki aset yang banyak. Begitulah cara berpikir orang kaya.<br /><br />Cara berpikir seseorang akan sangat mempengaruhi cara bertindak dan cara mengambil keputusan. Karena itu membenahi cara berpikir adalah modal pertama dan utama untuk menjadi kaya.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-85814188290471314992008-07-12T21:30:00.000-07:002008-08-01T07:11:59.145-07:00Apa Yang Tidak Mungkin?<span style="font-family:trebuchet ms;">Adakah suatu hal dalam hidup Anda yang menurut Anda tidak<br />mungkin untuk diraih?<br /><br />Apakah banyak hal yang menurut Anda tidak realistis untuk<br />Anda capai?<br /><br />Jangan ragu untuk menjawab ya. Saya setuju dengan Anda<br />bahwa kita tidak bisa melakukan segalanya. Ada hal yang<br />tidak bisa kita lakukan atau tidak bisa kita raih karena<br />dibatasi oleh kodrat.<br /><br />Hanya saja, jangan sampai apa yang sebenarnya "bisa" kita<br />raih, tetapi kita menganggapnya "tidak bisa" kita raih.<br />Sebagai contoh, sejak ribuan tahun yang lalu telah<br />diketahui bahwa tidak ada manusia dapat berlari 4 menit per<br />mil, secara fisik pun tidak mungkin.<br /><br />Meskipun demikian, Roger Bannister berhasil menepis<br />kepercayaan ini, ketika ia lari satu mil selama 3:59 menit.<br />Sejak itu, dalam tahun yang sama ada beberapa pelari yang<br />mampu berlari dalam waktu kurang dari 4 menit per mil.<br />Padahal sebelumnya tidak pernah ada.<br /><br />Inilah keajaiban pikiran. Pada awalnya, para atlit<br />mengatakan "tidak bisa" maka mereka "tidak bisa". Sampai<br />suatu saat, terobosan yang dilakukan oleh Bannister,<br />mengubah keyakinan para atlit. Para atlit mulai mengatakan<br />"bisa" sehingga mereka pun menjadi "bisa".<br /><br />Saat Anda mengatakan "bisa" akan terjadi suatu "lompatan"<br />atau terobosan besar dalam hidup Anda. Maukan Anda memiliki<br />suatu lompatan dalam hidup Anda saat ini? Jika ya teruskan<br />membaca.<br /><br />Sudahkan Anda mengatakan "bisa" yang asalnya "belum bisa"?<br />Saat Anda mengatakan "bisa" terhadap suatu hal, maka Anda<br />akan langsung "bertindak" untuk meraihnya. Jika Anda belum<br />bertindak juga, maka berarti Anda masih mengatakan "tidak<br />bisa". OK, mungkin Anda memiliki alasan, tetapi justru<br />inilah bukti bahwa Anda masih mengatakan "tidak bisa".<br />Meskipun Anda mengatakan "bisa" tetapi masih punya alasan<br />tidak meraihnya berarti Anda masih mengatakan "tidak bisa".<br /><br />Inginkan Anda lebih banyak berpikir "bisa"?<br /><br />Silahkan pelajari dan terapkan apa yang dijelaskan dalam<br />ebook Beautiful Mind: Berpikir Positif Islami.<br /><br /><a href="http://www.motivasi-islami.com/go/?ref=hujayyin">Dapatkan ebook tersebut di sini!<br /></a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-6461138357969376162008-07-12T21:29:00.000-07:002008-07-23T05:52:25.823-07:00Investasi Emas Sesuai Maqasid SyariahSudah ada kesepakatan bahwa emas adalah logam mulia yang dipersepsikan<br />bernilai di seluruh dunia. Nilainya tidak berubah dari dahulu hingga<br />sekarang. Emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia.<br /><br />Emas juga mempunyai manfaat emosional untuk dinikmati keindahannya. Nilai<br />keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik sehingga jadilah emas<br />sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, dan emas telah menjadi simbol<br />status diberbagai sub kultur masyarakat Indonesia.<br /><br />Nilai keindahannya ini sudah tersurat dalam Q.S Ali Imran ayat 14<br />"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang<br />diingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, emas, perak, kuda pilihan,<br />binatang ternak dan sawah dan ladang". Jelas sudah bahwa Emas ternyata<br />diurutkan pada urutan ketiga , setelah investasi istri sholehah dan<br />investasi anak sholeh/sholehah.<br /><br />Dan buah pemikiran dari ekonom syariah yang juga pemikir islam Ibnu<br />Khaldun telah berpesan tentang emas ini dalam Muqaddimah : " Allah<br />menciptakan dua logam yaitu emas dan perak sebagai ukuran nilai bagi semua<br />akumulasi modal. Emas dan perak adalah sesuatu yang dianggap oleh penduduk<br />bumi sebagai kekayaan dan harta berdasarkan preferensi mereka. Walaupun<br />dalam kondisi tertentu terdapat hal-hal lain juga yang dicari, tetap hanya<br />tujuan akhirnya adalah mendapatkan emas dan perak. Semua Komoditi<br />tergantung pada fluktuasi pasar, sedangkan emas dan perak dikecualikan<br />dari fluktuasi pasar. Keduanya merupakan basis bagi keuntungan, kekayaan<br />dan perbendaharaan.".<br /><br />Pesan emas di dalam Quran dan buah pemikiran Ibnu Khaldun ini telah<br />terbukti saat ini dengan ditandai oleh pergerakan harga emas yang semakin<br />bersinar. Berikut harga emas dari tahun 2000 hingga sekarang :<br /><br />Tahun Harga Emas (dalam $/troy Ounce)<br />31 Desember 2000 $274.45<br />31 Desember 2001 $276.50<br />31 Desember 2002 347.20<br />31 Desember 2003 416.25<br />31 Desember 2004 435.60<br />31 Desember 2005 513.00<br />31 Desember 2006 632.00<br />31 Desember 2007 833.75<br />29 Pebruari 2008 971.50<br />17 Maret 2008 1,033.00<br /><br />Emas sebagai salah satu produk yang tua dan sudah tidak perlu dibantahkan<br />lagi karena sudah teruji ribuan tahun dan telah diaplikasikan oleh pelaku<br />usaha dalam setiap zaman. Untuk itu kiranya kita perlu mengkonversi<br />produk-produk yang kurang tahan krisis kepada produk-produk yang tahan<br />krisis salah satunya adalah investasi emas. Investasi emas adalah<br />investasi/simpanan dalam bentuk emas perhiasan, koin emas, emas batangan<br />atau emas pisik lainnya dengan tujuan menjaga nilai asset dari penyakit<br />ekonomi yaitu inflasi dan deflasi. Dalam investasi emas bukanlah mencari<br />capital gain / keuntungan secara mata uang tetapi menjaga nilai asset,<br />karena emas adalah standar yang dipersepsikan bernilai seluruh dunia.<br /><br />Investasi emas ini jelas sesuai dengan konsep-konsep Investasi syariah.<br />Menurut teori investasi syariah terdapat 2 hal investasi secara garis<br />besar yaitu : Investasi yang dikelola sendiri dan investasi yang<br />dikelola/bergantung pihak ketiga. Investasi emas merupakan salah satu<br />investasi yang dikelola sendiri dan tidak bergantung kepada kinerja pihak<br />ketiga.<br /><br />Emas dilihat oleh seluruh dunia sebagai standar nilai dan tidak<br />mengherankan semua bermuara ke harga emas. Harga minyak naik maka akan<br />berdampak ke harga emas. Pelemahan hard currency maka akan berdampak ke<br />harga emas. Krisis pangan berdampak ke harga emas. Kenaikan pendapatan per<br />kapita suatu negara akan berdampak ke harga emas. Ketegangan geopolitik<br />berdampak ke harga emas.<br /><br />Informasi krisis di balik dunia sana sudah sangat cepat diberitakan dan<br />semakin cepat pula informasi tersebut mempengaruhi harga emas. Harga Emas<br />yang tidak pernah tidak tidur menandakan bahwa kita perlu mencari produk<br />ini sebagai alternatif investasi khususnya sekarang dalam menghadapi<br />krisis global.<br /><br />Emas merupakan salah satu early warning system (system peringatan dini)<br />dari setiap kejadian ekonomi termasuk krisis yang terjadi sekarang ini.<br />Dari harga emas ini terlihat arah investasi yang berhembus. Banyak pelaku<br />usaha menjadikan harga emas ini sebagai suatu alat pengambil keputusan<br />dalam berinvestasi.<br /><br />Dalam investasi emas bukanlah mencari capital gain / keuntungan secara<br />mata uang . Mempersepsikan capital gain dalam mata uang saat krisis<br />sekarang ini bukanlah sesuatu yang ideal. Justru capital gain dalam bentuk<br />emaslah riilnya capital gain. Contoh saat membeli faktor produksi<br />equivalent 1 kg emas Logam Mulia dan saat menjual faktor produksi tersebut<br />equivalent 1,5 kg emas Logam Mulia, maka riil capital gain adalah 0,5 kg<br />emas logam mulia.<br /><br />Untuk itu penulis menyarankan agar mulailah investasi emas dari mulai yang<br />terkecil (1 gram emas Logam Mulia) dan mulai saat ini berinvestasi emas.<br />Setelah itu lakukan penyimpanan dengan diniatkan investasi emas itu<br />sebagai alat untuk beribadah atau diniatkan untuk membeli faktor produksi.<br />Emas sebagai faktor produksi yang disimpan itu bukanlah sesuatu yang<br />idle/sesuatu yang menganggur, justru investasi emas itu bisa dioptimalkan<br />dengan transaksi Rahn/Gadai antar sesama muslim atau dengan menggunakan<br />institusi seperti Pegadaian Syariah. Jika sudah saatnya melepas investasi<br />emas pastikan investasi emas untuk ibadah atau untuk membeli faktor<br />produksi dan hasil dari faktor produksi tersebut idealnya sisihkan kembali<br />dalam investasi emas. Dan ingatlah bahwa ibadah adalah sesuatu yang sangat<br />strategis , yang akan menjadikan manfaat ke seluruh makhluk. Semoga<br />investasi emas kita menjadi sarana untuk beribadah dan terhindar dari<br />kejahatan krisis. Jadilah investor emas yang juga menggerakkan sektor riil<br />dan juga membayar zakat.<br />Amin.<br /><br />Sumber : www.pengusahamuslim.com<br />Penulis : Mohamad Ihsan PalaloiUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-14477315209070871432008-07-12T21:28:00.001-07:002008-07-12T21:29:10.389-07:00Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional<span style="font-family: trebuchet ms;">Sebenarnya apa sih yang membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional?</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2799054394179181240.post-54014027916474738062008-07-12T21:26:00.000-07:002015-10-21T19:59:04.278-07:00Hargailah Apa Yang Anda Miliki!Saya ingin bertanya pada Anda, berapa gaji atau penghasilan Anda sekarang? 1 Juta, 5 juta, 10 juta atau lebih?<br />
<br />
Selamat! Berapapun itu, Anda beruntung telah memiliki penghasilan meskipun di mata Anda kelihatan kecil. Hargai dan syukurilah! Karena bisa jadi apa yang kita anggap kecil tersebut merupakan kemewahan bagi orang lain. Ya, kemewahan bagi orang lain. Coba kita lihat nasib orang-orang susah yang tidak punya penghasilan sama sekali, jumlah mereka cukup banyak di sekitar kita. Bukankah kita masih lebih baik?<br />
<span class="fullpost"><br />Jangan terlalu mengangankan uang yang belum Anda miliki tapi optimalkanlah uang yang telah Anda miliki untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi. Alih-alih mengeluh gaji Anda kecil, lebih baik Anda optimalkan uang tersebut untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi. Bagaimana caranya? Sabar..! di bahasan selanjutnya saya akan menjelaskannya lebih detail.<br /><br />Mengapa gaji Anda yang kecil kelihatan kecil? karena Anda hanya melihat dari satu sudut pandang. Ya, karena Anda menganggap rezeki dari Tuhan hanya dinilai dari berapa besar gaji Anda. Bila gaji Anda kecil, maka rejeki Anda sedikit, bila gaji Anda besar berarti rezeki Anda banyak. Padahal, kesempurnaan fisik dan panca indra adalah rezeki yang tidak ternilai harganya. Maukah Anda bila kedua mata Anda saya beli dengan harga 100 juta?<br /><br />Saya ingin mengajak Anda melihat dengan sudut pandang yang lain. Begini, Apakah Anda mau memilki gaji 50 juta rupiah perbulan, tapi kemudian Tuhan memberi Anda penyakit yang biaya pengobatannya membutuhkan 60 juta rupiah? Banyak orang yang berpenghasilan besar, tapi pengeluarannya lebih besar lagi bahkan utangnya juga sangat besar, akhirnya orang tersebut tidak bisa menikmati gajinya yang besar malah hidupnya menjadi susah. Apa yang salah?.<br /><br />Apakah orang yang bergaji besar selalu lebih baik dan lebih enak hidupnya daripada orang yang bergaji kecil? Belum tentu! “Tapi kalo gaji saya besar, ngatur uangnya pasti lebih gampang dibanding ketika gaji saya kecil.” kilah Anda.<br /><br />Saya juga sering mendengar pekataan orang, “kalau gaji saya sekian… pasti saya bisa menabung sekian, karena gaji saya segini…boro-boro buat nabung, buat makan aja kurang.” Benarkah demikian?Benarkah bila gaji kecil tidak menabung? Kabar baiknya, Anda tetap bisa menabung berapapun gaji Anda. Asal Anda punya kemauan kuat dan tahu caranya.<br /><br />Pertanyaan berikutnya, Benarkah bila gaji Anda lebih besar dari sekarang, Anda pasti bisa menabung? Kabar buruknya, ternyata banyak orang yang berpenghasilan besar tapi tidak bisa menabung sama sekali, yang lebih parah lagi pengeluaran konsumtif mereka ternyata sangat besar dan tidak terkendali. Setiap bertambah penghasilannya maka semakin bertambah pula pengeluaran hidupnya dan makin bertambah lagi hutangnya. Hal itu disebabkan karena gaya hidup yang salah.<br /><br />Jadi, intinya bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa kuat keinginan Anda untuk mengelola keuangan dengan serius. Hargailah berapapun penghasilan Anda saat ini dengan cara mengelola nya dengan baik dan benar. Saya berani jamin, jika Anda mampu mengelola keuangan Anda dengan sunguh-sunguh, Anda bisa mencapai kebebasan finansial. .Dikemudian hari, Anda tidak perlu lagi bersusah payah mencari uang karena uang datang menghampiri Anda. Sekali lagi, itu semua dapat Anda peroleh jika Anda menghargai apa yang Anda milki saat ini. (FH)</span>Unknownnoreply@blogger.com1